Sabtu, 03 November 2018

Ikrar dan Sumpah Jabatan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Galuh

PANITIA
   LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN ORGANISASI
HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
Sekretariat : Jl. R.E Martadinata No.150 Tlp. 082353101538 Ciamis 46251
=========================



LEMBAR PENGESAHAN

  Ciamis, 10 November 2018

Ketua pelaksana,





ABDUL MUIN
   NIM. 2105160064
Sekretaris,





ENOK YUNIAR
 NIM. 2105170013

Mengetahui,

Koordinator
 DPM Sejarah,



FIRMAN FAUZI
NIM. 2105160051
Ketua
 HMP Sejarah,



ANDRE RUSTENDI
  NIM. 2105160037

Menyetujui,

Ketua Prodi.
 Pendidikan Sejarah,



SRI PAJRIAH, S.Ag., S.Pd., M.Pd.
   NIK. 01.3112770301


=========================================


IKRAR ANGGOTA DAN SUMPAH JABATAN
PENGURUS DAN KEANGGOTAAN
HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
PERIODE 2018/2019


TEKS PENGUCAPAN JANJI
HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH

Sebelum kalian saya lantik sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Masa Bakti 2018/2019, perkenankan saya  mengajukan beberapa pertanyaan kepada kalian tentang kesiapan dan kesanggupannya. Harus dijawab serempak !

1.    APAKAH KALIAN BERSEDIA UNTUK DILANTIK MENJADI PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH MASA BAKTI 2018/2019?

Dijawab : SIAP BERSEDIA

2.    APAKAH KALIAN BERSEDIA UNTUK MELAKSANAKAN TUGAS YANG TELAH DIAMANATKAN OLEH ORGANISASI HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH DENGAN SEBAIK-BAIKNYA?

Dijawab : SIAP BERSEDIA

3.    APAKAH KALIAN SIAP BEKERJA SAMA SATU SAMA LAIN DALAM MENJALANKAN AMANAT YANG DIEMBAN?

Dijawab : SIAP BERSEDIA

4.       APAKAH KALIAN BERSEDIA MENJAGA NAMA BAIK HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH DAN MEMBERIKAN YANG TERBAIK BAGI KESUKSESAN HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH?

Dijawab : SIAP BERSEDIA
  


TERIMAKASIH.
  





=========================================


Setelah saudara/i siap, bersedia dan sanggup untuk dilantik sebagai Pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Masa Bakti 2018/2019 dengan disaksikan Tuhan Yang Maha Esa, Pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Pengurus Dewan Perwakilan Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Demisioner Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah, dan hadirin yang datang. Apakah saudara/i pengurus terpilih siap mengucapkan Ikrar dan Sumpah Jabatan?
Apabila saudara/i sudah siap untuk bersumpah, sekarang pegang pundak teman kalian menggunakan tangan kiri kalian, dan tangan kanan kalian memegang dada kalian masing-masing. Selanjtnya ikuti kata-kata yang saya ucapkan !

IKRAR PELANTIKAN
HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH

اَشهَدُاَن لآإله إلاالله واشهَدُاَنّ مُحَمَّدًالرسُول الله
رضيت بالله ربّا وبالإسلام دينا وبمحمد نبيّا ورسُولا وباالقُرآن إمَامً
اَستغفرُالله العظيم ×3
حسبُناالله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم
النَّصير لاحول ولاقوَّةالاّبالله العلىّالعظيم

Dengan kesadaran dan penuh tanggung jawab, kami Anggota Baru Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah dengan ini berikrar :
1.      Bahwa kami dengan kesungguhan hati bersedia meyerahkan diri menjadi Anggota Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah dan bersedia aktif dalam setiap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah.
2.      Bahwa kami akan selalu menjaga nama baik Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah dengan selalu tunduk dan patuh kepada AD/ART Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah.
3.      Bahwa apa yang kami kerjakan dalam kepengurusan ini adalah dalam rangka mewujudukan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian).
4.      Bahwa kami Sebagai Anggota Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah senantiasa taat kepada pimpinan organisasi.
5.      Bahwa ketidak setiaan kepada pimpinan organisasi adalah penghianatan kepada organisasi yang pasti akan dipertanggungjawabkan. 






=========================================


SUMPAH JABATAN
HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH

اَشهَدُاَن لآإله إلاالله واشهَدُاَنّ مُحَمَّدًالرسُول الله
رضيت بالله ربّا وبالإسلام دينا وبمحمد نبيّا ورسُولا وباالقُرآن إمَامً
اَستغفرُالله العظيم ×3
حسبُناالله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم
النَّصير لاحول ولاقوَّةالاّبالله العلىّالعظيم

Dengan kesadaran dan penuh tanggung jawab, kami Anggota Baru Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah dengan ini bersumpah :
1.      Saya bersumpah, akan menjalankan kewajiban saya sebagai Pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Masa Bakti 2018/2019 sesuai dengan AD/ART dan tugas yang telah diamanatkan
2.      Saya bersumpah, akan berusaha semaksimal mugkin menjalankn program kerja Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah
3.      Saya bersumpah, akan menjujung tinggi kerja sama, kebersamaan, dan ukhuwah islamiyah dalam berorganisasi
4.      Saya bersumpah, akan bersikap jujur, amanah, disiplin, tanggung jawab dan iklas dalam melaksanakan tugas
5.      Apabila saya melanggar atau menyimpang dari apa yang telah saya ucapkan, saya bersedia menerima sanksi apapun yang diberikan

Terimakasih, kalian telah mengucapkan Ikrar dan Sumpah dengan tulus dan penuh kesadaran. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan kepada kalian semua dalam mengemban amanah sebagai Anggota Pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah. Amin…Amin…. Yaarobbal aalamiin.
Sekarang turunkan kembali tangan kalian !






=========================================
  
PRAKATA PELANTIKAN
HIMPUNAN MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH
Atas karunia Allah S.W.T dan rasa syukur kehadirat Allah S.W.T maka pada hari ini Minggu10 November 2018, kalian saya lantik sebagai Pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Masa Bakti 2018/2019. Semoga Allah S.W.T senantiasa memberikan bimbingan kepada kalian semua dalam mengemban amanah sebagai Anggota Pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah. Amin…Amin…. Yaarobbal aalamiin.
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah, maka secara resmi sahabat/i yang telah dilantik, serta mengucapkan Ikrar dan Sumpah ditetapkan sebagai Anggota Pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Masa Bakti 2018/2019.

Kritik Untuk Mahasiswa Jaman Sekarang

========================================================================
Volume 4                                                                                                                 
Oleh: Firman Fauzi/Mamen


               Melihat apa yang diperlihatkan mahasiswa sekarang benar-benar tidak mencerminkan ciri-ciri mahasiswa sesungguhnya yaitu: RAKUS (Rasional, Analisis, Kritis, Universal, Sistematis).
Hal ini menyebabkan masyarakat tidak menganggapnya sebagai suatu harapan lagi. Padahal salah satu tugas dari mahasiswa adalah Agent of Change.
               Apa yang dilakukan mahasiswa sekarang menurut saya sudah kehilangan esensinya. Hal tersebut terjadi karena mahasiswa sekarang menganggap dirinya "elit" dengan posisi yang dianggap sedikit berada diatas masyarakat, padahal tidak menjalankan fungsinya sebagai Social of Control (kontrol sosial).
               Masyarakat sama sekali tidak merasakan peran mahasiswa yakni memberi solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Kemudian mahasiswa juga tidak mampu menterjemahkan maksud dan tujuan berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap kontroversial. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk turun ke jalan dan akhirnya berakhir ricuh. Ini merupakan salah satu contoh dan ini fakta yang terjadi saat ini.
               Sekarang yang diperlihatkan mahasiswa itu kuliah pulang-kuliah pulang, atau kuliah pusing- kuliah pusing, orang-orang menyebutnya mahasiswa KUPU-KUPU. Ada yang kuliah rapat-kuliah rapat, entah rapat apa dan dengan siapa? Saya juga tidak tahu, orang-orang menyebutnya mahasiswa KURA-KURA. Kemudian kuliah sambil senang-senang, orang-orang menyebutnya mahasiswa KUNANG-KUNANG. Bahkan ada yang sambil dagang, apa yang diperdagangkan? Saya juga tidak tahu, orang-orang menyebutnya mahasiswa KUDA. Ada juga kuliah sambil liburan, orang-orang menyebutnya mahasiswa KUBURAN. Dan yang terakhir adalah mahasiswa KUNTILANAK, kuliah tapi punya anak.
               Kalau seperti ini ceritanya bagaimana mahasiswa menjalankan tugas dan fungsinya?.
Menurut saya mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan masyarakat dan juga bukan pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat. Namun bukan bermaksud untuk memisahkan diri dari masyarakat dan tidak perlu belajar, bukan demikian tetapi dalam hal perjuangan dan kontribusi.
               Saya mengajak semuanya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan mahasiswa agar mereka tidak menilai kita dari sisi negatifnya dengan cara memperlihatkan karakter mahasiswa diatas yaitu RAKUS dan menjalankan tugas kita sebagai agen perubahan dan kontrol sosial. Dengan demikian nantinya kita menjadi manusia-manusia yang tangguh yang memiliki kemampuan yang dapat menggantikan generasi sebelumnya. Kita merupakan aset, cadangan, dan harapan masyarakat untuk masa depan bangsa.

Sabtu, 27 Oktober 2018

Dilema Sebuah Pilihan

========================================================================
Volume 3                                                                             
Oleh: Firman Fauzi/Mamen 
                                   


Jika saya Bercerita sekarang, maka itu hanya akan membuat sebagian orang-orang memaklumi saya dan sebagian lagi akan tetap menyalahkan saya. Tetapi, itu juga akan membuat mereka memaklumi hukum serta demokrasi di dunia yang seharusnya tidak dimaklumi dan tidak ada yang dapat memetik hal yang baik dari kemakluman itu atau hanya akan mengikuti keburukannya.

"MAKA SAYA LEBIH BAIK DIAM"

Jika saya Bersuara sekarang, maka itu hanya akan membuat saya terlihat sedikit lebih baik dan beberapa lainnya terlihat sedikit lebih buruk sebenarnya.

"MAKA SAYA LEBIH BAIK DIAM"

Jika saya Berkata sekarang, maka hanya akan ada caci maki dari lidah ini dan teriakan kesal tentang kemunafikan, kebohongan, serta cemoohan hina pada keadilan.

"MAKA SAYA LEBIH BAIK DIAM"

Jika saya Bertindak sekarang, maka hanya akan membuat sebagian orang merasa diuntungkan dan sebagian lagi merasa dirugikan. Akan timbul perpecahan, kecemburuan sosial, serta politik adu domba. Tetapi dibalik semua itu akan membuat mereka menyadari bahwa setiap perbuatan pasti ada balasannya.

"MAKA SAYA LEBIH BAIK DIAM"

Saya hanya akan Bercerita kepada Tuhan, Bersuara kepada yang berhak, Berkata kepada diri sendiri, Bertindak kepada yang salah, lalu Diam kepada yang lainnya. Dan membiarkan seleksi Tuhan bekerja kepada hati setiap orang.
Karena saya pikir, hanya ada dua pilihan. Menjadi Apatis atau Mengikuti Arus, Idealis Apatis atau Aktivis Pragmatis, Licin atau Licik, Dibodohi atau Membodohi. Namun saya memilih untuk Melindungi. Karena saya memilih untuk menjadi Manusia Yang Merdeka.

Jumat, 19 Oktober 2018

Kemana Gerangan Perginya Suara Mahasiswa?

========================================================================
Volume 2                                                                                                                 
Oleh: Firman Fauzi/Mamen


               Dalam artikel yang pernah saya tulis, ada pembaca yang berkomentar bahwa dibutuhkan mahasiswa sebagai agent of change. Sekilas saya teringat pernah membaca pernyataan itu, tapi lupa dimana. Pernyataan itu lalu terlupakan, tapi hari ini muncul lagi dan saya baru menyadari bahwa beberapa tahun belakangan ini, jarang terdengar aksi demonstrasi mahasiswa. Kalau pun ada, skalanya kecil sehingga tak terlalu disorot media.
Kemana gerangan perginya suara mahasiswa?
               Peranan mahasiswa dalam mendirikan tonggak sejarah Indonesia tidak boleh diremehkan begitu saja. Berangkat dari kekecewaan akan ketidakadilan nasib untuk rakyat yang tetap miskin dan sengsara, sementara pemerintah bergelimang harta, membuat mahasiswa mulai bergerak. Opini yang pernah saya dengar mengatakan bahwa salah satu tugas mahasiswa adalah memastikan bahwa kinerja pemerintah on the track.
               Indonesia mencatat pernah melahirkan aksi-aksi mahasiswa untuk menyatakan kekecewaan mereka terhadap pemerintahan yang berlangsung. Dua yang terkenal di antaranya adalah demonstrasi tahun 1966 dan demonstrasi tahun 1998 karena kedua aksi ini merupakan titik tolak berakhirnya rezim pemerintahan lama dan dimulainya rezim baru.
               Pada tahun 1966, mahasiswa berdemonstrasi untuk menumbangkan rezim Orde Lama di bawah pemerintahan Soekarno. Mereka beranggapan bahwa pemerintahan Soekarno yang semula berasaskan keadilan, semakin lama semakin tidak terealisasi. Masih banyak ketimpangan sosial yang sangat mencolok. Rakyat semakin miskin sedangkan waktu itu Sang Presiden terus-menerus berpesta.
               Di masa inilah, Indonesia mengenal nama Soe Hok Gie dan Arif Rahman Hakim. Gie merupakan aktivis FSUI yang kerap menulis kritik untuk pemerintah di media massa, sekaligus arsitek dari demonstrasi long marchRawamangun – Salemba yang menyuarakan tiga tuntutan rakyat (Tritura). Sedangkan Arif Rahman Hakim adalah aktivis FKUI yang tewas tertembak dalam aksi itu. Dalam sebuah diskusi, Gie menyebutkan alasan mengapa mahasiswa lah yang harus demo.
“Kalau rakyat Indonesia terlalu melarat, maka secara natural mereka akan bergerak sendiri. Dan kalau ini terjadi maka akan terjadi chaos. Lebih baik kalau mahasiswa yang bergerak.”
               Gie menyatakan bahwa mahasiswa adalah the happy selected few (yang beruntung bisa kuliah) sehingga mereka lah yang harus bisa menyuarakan nasib rakyat dan menghasilkan perubahan. Saya menyimpulkan, inilah dasar mengapa mahasiswa disebut sebagai Agen Perubahan Bangsa.
               Aksi mereka membuahkan hasil ketika pada 11 Maret 1966 – yang lebih dikenal dengan istilah Supersemar – kekuasaan Presiden Soekarno berakhir secara de facto. Rezim Orde Lama kemudian digantikan dengan Orde Baru pimpinan Soeharto.
               Kemudian pada tahun 1998, ketika krisis moneter di Asia menyerang Indonesia, lahirlah demonstrasi mahasiswa Trisakti. Demonstrasi ini juga merupakan kritik atas pemerintahan Orde Baru yang dirasa diktatorial. Aksi mahasiswa kali ini membuahkan pengunduran diri Soeharto, dan menandai dimulainya era reformasi. Aktivis yang dikenal dalam aksi ini adalah empat mahasiswa Trisakti yang terbunuh, yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.
Peringatan Tragedi Trisakti 12 Mei 1998
Sumber : Kompas/Agus Susanto (AGS)
Lantas, kemana suara mahasiswa sekarang?
               Menurut saya, penyebab utama mahasiswa tidak lagi lantang adalah adanya perbedaan generasi. Tumbuhnya generasi baru yang diiringi modernisasi tentunya berbeda dengan generasi tua yang hidup di masa lalu.
Menurut BJ Habibie, Presiden RI ke-3, Indonesia memiliki tiga generasi :
  1. Generasi Sebelum Kemerdekaan – yang memiliki kesatuan pemikiran dan tujuan untuk meraih kemerdekaan republik. Rasa nasionalisme masih tinggi. Mahasiswa belum terlalu banyak karena hanya mereka yang kaya yang mampu kuliah, tetapi sebagian besar para mudanya concern pada urusan politik dan seringkali melibatkan diri di dalamnya, dibuktikan dengan banyaknya gerakan-gerakan pemuda.
  2. Generasi Setelah Kemerdekaan – masih memiliki concern yang sama dengan generasi sebelumnya. Hanya saja concern politik lebih terkonsep pada pengawalan jalannya pemerintahan. Mahasiswa mulai unjuk gigi menyatakan eksistensinya sebagai penyambung lidah rakyat. Contohnya adalah Demokrasi 1966 dan Demokrasi 1998. Nasionalisme juga masih tinggi.
  3. Generasi Millenial – dimana teknologi mulai merasuk dalam budaya Indonesia, membuat generasi mudanya lebih menekuni media sosial ketimbang memahami situasi politik. Animo pada politik berbanding terbalik. Semakin maju teknologi, semakin apatis generasi mudanya. Individualisme mulai terpatri dengan slogan ‘mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat’.
               Turun ke jalan sudah merupakan tradisi old school. Mengkritik pemerintah melalui media sosial dipilih sebagai jalan penyampaian aspirasi modern. Kritikan bersifat lebih privat dan menyuarakan suara pribadi ketimbang suara rakyat. Karena melalui network, sulit diketahui berapa banyak generasi muda yang peduli isu nasional. Tak dipungkiri bahwa secara tidak langsung perkembangan teknologi ini juga mengubah sudut pandang nasionalisme.
               Berubahnya spirit nasionalisme mahasiswa terhadap tanah air juga bisa dikarenakan di era reformasi ini tidak ada lagi musuh bersama yang harus ‘dikalahkan’. Sebagai contoh : pada rezim Orde Lama, musuh yang harus ditumbangkan adalah kolonialisme dan pada rezim Orde Baru musuh bersama adalah PKI.
               Namun di era reformasi sekarang ini, musuh negara bukan lagi penjajah atau pemerintah yang dikatorial. Pemerintahan di bawah rezim Jokowi saat ini dapat dikatakan sudah cukup berada di jalur yang benar, bersih, keadilan cukup merata, dan transparan sehingga tidak ada alasan untuk berdemonstrasi. Hasilnya, demonstrasi dapat ditekan.
               Kesimpulan saya, terlepas dari adanya perbedaan generasi dan perkembangan teknologi, mahasiswa pasti masih akan tetap bersuara jika terjadi kesenjangan sosial yang sangat kentara dan kinerja pemerintah yang out of track. Mahasiswa akan selalu menjadi the agent of change of the country.
Lalu, kapan ada demo menolak korupsi?